A. PENGANTAR
Dalam pengumpulan data untuk keperluan survey sangat ditentukan dalam pengambilan sampel yang tepat dari populasinya, sehingga dapat memberikan hasil dengan tingkat kesalahan yang minimal. Dengan mengambil sampel akan memudahkan dalam analisa data, menghemat biaya dan waktu serta tenaga.
Cara menentukan besarnya sampel sering disebut dengan teknik sampling, ada 2 metode atau cara yang digunakan dalam pemilihan sampel, yaitu :
-
-
- Sampling non probabilitas, merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang sama kepada setiap anggota populasi, terdiri dari :
- Convenience sampling, merupakan teknik pengambilan sampel yang dapat memudahkan atau membuat nyaman peneliti
- Voluntary response sampling, merupakan jenis sampling yang di mana subjek penelitian sendirilah yang mendatangi si peneliti
- Purposive sampling, merupakan teknik pengambilan sampel di mana si peneliti menentukan sendiri sampel berdasarkan tujuan dan penilaiannya
- Snowball sampling, merupakan teknik pengambilan sampel di mana sampel tersebut mengikuti pilihan/anjuran dari responden yang ada
- Sampling probabilitas, merupakan teknik sampling yang setiap anggota populasi memiliki probabilitas atau peluang yang sama untuk dijadikan sampel, terdiri dari :
- Simple Random Sampling, merupakan teknik pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak atau random
- Systematic Random Sampling, merupakan sampel yang dipilih acak berdasarkan interval tertentu
- Stratified Random Sampling, merupakan sampel yang diacak berdasarkan pengelompokan tertentu
- Cluster Random Sampling, merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan kesatuan kelompok yang diacak.
- Sampling non probabilitas, merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang sama kepada setiap anggota populasi, terdiri dari :
-
Untuk menentukan besarnya sampel dapat menggunakan beberapa cara, seperti : Rumus Slovin, Tabel AQL dll
B. RUMUS SLOVIN
Rumus ini dikembangkan oleh ilmuwan Slovin tahun 1960 dan dipublikasikan melalui jurnal The Philippine Statistician, merupakan rumus yang digunakan untuk menentukan jumlah minimum sampel dari populasi yang terbatas atau disebut juga dengan finite population survey, yang termasuk dalam simple random sampling karena setiap individu mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel. Secara umum Rumus Slovin dinotasikan sbb :
n = N / (1 + Ne 2)
dimana :
-
-
-
- n = Jumlah Sampel
- N = Jumlah Populasi
- e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir
-
-
Contoh : Jika jumlah peserta didik sebanyak 500 orang, maka penetapan sampel dengan tingkat kesalahan 5% dilakukan sebagai berikut :
n = 500 / (1 + 500 * (0.05)2) = 222
Jadi jumlah sampel peserta didik sebanyak 222 siswa
Untuk lebih mempermudah dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
POPULASI | BATAS – BATAS KESALAHAN | |||||
± 1 % | ± 2 % | ± 3 % | ± 4 % | ± 5 % | ± 10 % | |
500 | – | – | – | – | 222 | 83 |
1500 | – | – | 638 | 441 | 316 | 94 |
2500 | – | 1250 | 769 | 500 | 345 | 96 |
5000 | – | 1667 | 909 | 556 | 370 | 98 |
10000 | 5000 | 2000 | 1000 | 588 | 385 | 99 |
50000 | 8333 | 2381 | 1087 | 617 | 387 | 100 |
C. TABLE AQL
AQL merupakan singkatan dari Acceptable Quality Level (tingkat kualitas yang dapat diterima menurut produsen), atau pada standar terbaru disebut Acceptance Quality Limit (batas kualitas penerimaan), biasanya digunakan untuk menentukan jumlah sampel produksi. Dalam aplikasinya Tabel AQL biasanya dipadukan dengan standar ANSI /ASQ Z1.4 yang dikembangkan oleh American National Standards Institute (ANSI) dan American Society for Quality (ASQ). Secara umum Tabel AQL terdiri dari 2 tabel yang digambarkan sbb :
Berikut prosedur umum menggunakan ANSI Z1.4 :
-
-
- Tentukan angka AQL, merupakan rasio atau persentase cacat yang dapat ditoleransi, semakin tinggi AQL semakin tinggi toleransi cacat, yang dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu :
- Minor, untuk cacat kecil yang tidak mempengaruhi fungsi atau bentuk produk, biasanya angka AQL = 4,0
- Major, untuk cacat yang lebih serius yang mempengaruhi fungsi, kinerja, atau penampilan produk, biasanya angka AQL = 2,5
- Critical, untuk cacat yang sangat serius sehingga produk benar-benar tidak bisa digunakan atau berbahaya bagi penggunanya atau orang disekitarnya, biasanya angka AQL = 0,0
- Tentukan level inspeksi, Standar ANSI Z1.4 menyarankan menggunakan level inspeksi G-II karena dipandang cukup “aman” (risiko sampling kecil) dengan biaya inspeksi rendah, secara umum level inpeksi terdiri dari 2 kategori, yaitu :
- General, ada tiga level : I, II, dan III untuk penggunaan umum,
- Special, ada empat level : S-1, S-2, S-3, dan S-4 untuk penggunaan khusus, seperti militer
- Tentukan lot size, merupakan jumlah item yang diproduksi dalam sekali produksi, biasanya diidentifikasi dengan kode unik yang disebut SKU (stock keeping unit), misalnya produksi perhari 600 produk
- Cari kode sample size pada Tabel I standar ANSI Z1.4, yaitu menentukan kode huruf berdasarkan lot sise dan level infeksinya, misalnya lot sisenya 600, level infeksinya G-II, maka berdasarkan tabel diperoleh kode huruf “J”
- Tentukan angka AQL, merupakan rasio atau persentase cacat yang dapat ditoleransi, semakin tinggi AQL semakin tinggi toleransi cacat, yang dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu :
-
-
- Tentukan jenis sampling plan, merupakan rencana penarikan sample size yang akan diinspeksi dan jumlah sampel yang diperbolehkan pada batas spesifikasi penerimaan sampel (acceptance number) untuk menentukan keberterimaan suatu lot. Dalam ANSI Z1.4 terdapat tiga macam sampling plan, yaitu:
- single sampling plan (ANSI Z1.4, Table II),
- double sampling plan (ANSI Z1.4, Table III),
- multiple sampling plan (ANSI Z1.4, Table IV)
masing-masing dengan tiga tingkatan inspeksi (inspection severity), yaitu tightened (diperlonggar), normal, dan reduced (diperketat). Sistem ANSI Z1.4 mengatur inspeksi harus dimulai pada tingkatan normal, yaitu single sampling plan
- Tentukan accepted number (Ac) dan rejected number (Re) berdasarkan angka AQL dan sample size pada Tabel Master standar ANSI Z1.4, misalnya diperoleh kode sample adalah J maka jumlah sampelnya adalah 80 dengan lot size 600, kemudian di akan diperoleh hasil, sbb :
- AQL 0.0 (critical): Tidak ada toleransi untuk cacat critical. Jika ditemukan 1 cacat critical dari 80 sampel, lot sebanyak 600 pasang sepatu harus ditolak (reject) atau inspeksi 100%.
- AQL 2.5 (major): Ac = 5, Re = 6. Jika ditemukan 6 cacat major dari 80 sampel, lot sebanyak 600 pasang sepatu harus ditolak.
- AQL 4.0 (minor): Ac = 7, Re = 8. Jika ditemukan 8 cacat minor dari 80 sampel, lot sebanyak 600 pasang sepatu harus ditolak.
- Tentukan jenis sampling plan, merupakan rencana penarikan sample size yang akan diinspeksi dan jumlah sampel yang diperbolehkan pada batas spesifikasi penerimaan sampel (acceptance number) untuk menentukan keberterimaan suatu lot. Dalam ANSI Z1.4 terdapat tiga macam sampling plan, yaitu:
-
-
-
- Terapkan switching rule, dalam ANSI Z1.4 untuk masing-masing sampling plan terdapat tiga tingkatan inspeksi (inspection severity), yaitu :
- Normal menggunakan Tabel II-A ANSI Z1.4.
- Tightened (diperlonggar) menggunakan Tabel II-B ANSI Z1.4.
- Reduced (diperketat) menggunakan Tabel II-C ANSI Z1.4.
Misal AQL 2.5 untuk lot size = 600 maka sampling plan untuk ketiga tingkatan inspeksi sebagai berikut :
- Normal: Sample size = 80, Ac = 5, Re = 6.
- Tightened: Sample size = 80, Ac = 3, Re = 4.
- Reduced: Sample size = 32, Ac = 2, Re = 5.
- Terapkan switching rule, dalam ANSI Z1.4 untuk masing-masing sampling plan terdapat tiga tingkatan inspeksi (inspection severity), yaitu :
-
Secara umum pelaksanaan switching rule dapat dijelaskan sbb :
-
-
-
- NORMAL KE TIGHTENED, Jika 2 dari 2, 3, 4, atau 5 lot berturut-turut ditolak selama normal inspection, maka inspeksi harus diubah ke tightened inspection.
- TIGHTENED KE NORMAL, Jika 5 lot berturut-turut diterima pada saat tightened inspection, maka inspeksi dapat kembali ke normal inspection.
- NORMAL KE REDUCED
- Jika 10 lot berturut-turut diterima, dengan Jumlah cacat (dalam 10 lot tersebut) di bawah Limit Numbers for Reduced Inspection (lihat Table VIII dalam ANSI Z1.4),
- Produksi dalam kondisi stabil,
- Telah disetujui oleh otoritas yang bertanggung jawab.
- REDUCED KE NORMAL
- Jika suatu lot ditolak,
- Jika lot hanya sebagian dapat diterima (jumlah cacat jatuh diantara accepted number dan rejected number),
- Produksi tidak teratur atau sering terlambat,
- Kondisi lain yang mengharuskan kembali ke normal inspection.
- DISCONTINUE INSPECTION, Jika 5 lot berturut-turut selama tightened inspection ditolak, inspeksi harus dihentikan sambil menunggu tindakan perbaikan terhadap kualitas produk.
-
-
Untuk lebih memahami silahkan pelajari Standar ANSI Z1.4