Coaching merupakan sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999). Selain coaching, ada beberapa metode pengembangan diri yang lain yang bisa jadi sudah kita
praktikan selama ini di sekolah yaitu mentoring, konseling, fasilitasi dan training
Proses coaching sebagai komunikasi pembelajaran antara guru dan murid, murid diberikan ruang kebebasan untuk menemukan kekuatan dirinya dan peran pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan memberdayakan potensi yang ada agar murid tidak kehilangan arah dan menemukan kekuatan dirinya tanpa membahayakan dirinya
Kompetensi Inti Coaching
- Kehadiran Penuh (Presence ):
- Fokus dan hadir sepenuhnya saat coaching.
- Bersikap terbuka, sabar, dan ingin tahu lebih banyak tentang coachee.
- Latih dengan STOP dan Mindful Listening.
- Mendengarkan Aktif:
- Fokus pada apa yang dikatakan coachee dan pahami makna yang tersirat.
- Hindari asumsi, pelabelan, dan asosiasi pribadi.
- Gunakan RASA (Receive, Appreciate, Summarize, Ask) untuk mendengarkan aktif.
- Mengajukan Pertanyaan Berbobot:
- Gunakan kata kunci dari coachee.
- Bertujuan untuk membantu coachee berpikir dan menggali lebih dalam.
- Bersifat terbuka dan eksploratif.
- Diajukan di momen yang tepat.
- Gunakan kiat-kiat seperti merangkum, menggunakan kata tanya terbuka, dan jeda.
Alur TIRTA (Tujuan, Identifikasi, Rencana, TAnggung Jawab)
- T – Tujuan : Apa yang ingin dicapai coachee?
- Menetapkan tujuan percakapan coaching yang jelas dan disepakati bersama antara coach dan coachee.
- Tujuan ini haruslah SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, and Time bound).
- I – Identifikasi : Apa yang menghambat coachee mencapai tujuan?
- Menggali informasi dan pemahaman coachee terkait tujuan, situasi, dan tantangan yang dihadapi.
- Gunakan pertanyaan terbuka untuk mendorong coachee mengeksplorasi diri dan menemukan akar permasalahan.
- Perhatikan kata kunci dan isyarat nonverbal coachee untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam.
- R – Rencana Aksi : Bagaimana cara coachee mencapai tujuan?
- Membantu coachee menyusun rencana aksi yang konkret dan realistis untuk mencapai tujuan.
- Rencana aksi harus memuat langkah-langkah yang jelas, terukur, dan memiliki tenggat waktu.
- Libatkan coachee dalam proses pembuatan rencana aksi untuk meningkatkan rasa kepemilikan dan komitmen.
- TA – Tanggung Jawab : Siapa yang bertanggung jawab atas rencana?
- Menetapkan tanggung jawab atas pelaksanaan rencana aksi.
- Pastikan coachee memahami peran dan tanggung jawabnya dalam mencapai tujuan.
- Dapatkan komitmen coachee untuk melaksanakan rencana aksi dengan penuh tanggung jawab.
Supervisi akademik dengan paradigma berpikir coaching merupakan pendekatan baru dalam supervisi yang berfokus pada pengembangan kompetensi dan pemberdayaan guru. Pendekatan ini berbeda dengan paradigma tradisional yang lebih menekankan pada evaluasi dan penilaian. Prinsip-prinsip supervisi akademik dengan paradigma berpikir coaching :
- Kemitraan: Supervisor dan guru bekerja sama sebagai mitra dalam proses supervisi.
- Konstruktif: Tujuan supervisi adalah untuk membantu guru berkembang dan meningkatkan kinerjanya.
- Terencana: Supervisi dilakukan secara terencana dan sistematis.
- Reflektif: Guru dan supervisor merefleksikan pembelajaran dan praktiknya untuk meningkatkan pemahaman dan kinerjanya.
- Objektif: Data dan informasi yang digunakan dalam supervisi bersifat objektif dan akurat.
- Berkesinambungan: Supervisi dilakukan secara berkelanjutan dan berkelanjutan.
- Komprehensif: Supervisi mencakup semua aspek pembelajaran dan praktik guru.
Tahapan supervisi akademik dengan paradigma berpikir coaching :
- Perencanaan: Supervisor dan guru berkolaborasi untuk menentukan tujuan supervisi, memilih metode observasi, dan menyusun instrumen observasi.
- Pelaksanaan: Supervisor melakukan observasi pembelajaran di kelas dan mencatat data yang relevan.
- Pasca observasi: Supervisor dan guru berdiskusi tentang hasil observasi, menganalisis data, dan menyusun rencana pengembangan diri.
- Tindak lanjut: Supervisor dan guru memantau kemajuan guru dalam melaksanakan rencana pengembangan dirinya.
Supervisi akademik dengan paradigma berpikir coaching merupakan pendekatan yang efektif untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Dengan menerapkan pendekatan ini, kepala sekolah dapat membantu guru untuk berkembang dan mencapai potensi penuh mereka, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada hasil belajar siswa
LAMPIRAN :