081296718180 mastrie90@gmail.com

Tulisan ini terinspirasi setelah mempelajari modul pilihan di ekinerja PMM tentang efektifitas pembelajaran. Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai konsep divergen dan konvergen, ide dan gagasan serta resiko untuk mengembangkan kreatifitas dan inovasi

BERFIKIR DIVERGEN DAN KONVERGEN

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna yang dibekali dengan otak yang digunakan untuk berfikir. Otak merupakan aset berharga yang dimiliki oleh manusia. tetapi tidak sedikit orang yang melakukan sesuatu tanpa berpikir terlebih dahulu atau sudah melakukan proses berpikir, namun tidak maksimal karena tidak mengetahui bagaimana seharusnya menggunakan otak untuk berpikir. Menurut Dr. Edward De Bono, ada dua tipe berpikir, yaitu :

  1. Berfikir Divergen atau berfikir kreatif, merupakan kemampuan untuk memunculkan berbagai macam alternatif pemecahan masalah, misalnya : apa yang bisa dihasilkan dari kertas bekas, jawabannya bisa untuk bungkus, mainan perahu/pesawat, tisu, bubur kertas, dll
  2. Berfikir Konvergen atau berfikir analitik, merupakan kemampuan untuk memunculkan satu kemungkinan solusi pemecahan masalah, misalnya : persamaan anyara waktu dan rambut jawabannya bisa pendek atau bisa panjang

Berfikir divergen dan konvergen sangat terlihat saat proses pemecahan masalah secara kreatif, makin tinggi kemampuan berfikir divergennya makin kreatif solusinya, sehingga diperlukan kelancaran, orisionalitas, fleksibel dan elaborasi ide. Gunakan pemikiran Divergen sebanyak-banyaknya sebelum pindak ke ranah analisis dan evaluasi ide dengan pemikiran Konvergen. Dalam berfikir Divergen jangan takut mengeluarkan ide, karena hanya sekadar ide saja tanpa ada penilaian baik dan buruk.

GAGASAN BARU DAN IDE ORISINAL

Kreatifitas merupakan kemampuan untuk mencipta, bisa berupa gagasan, ide atau produk, dimana terdapat 2 aspek utama, yaitu :

  1. Orisionalitas, disebut juga dengan kebaruan atau keunikan, lebih menkankan pada :
    • Pemikiran kreatif, berfokus pada pada diri seseorang, dimana idenya bukan dari orang lain dan bukan menciplak
    • Produk kreatif, berfokus pada produk pertama atau modifikasi produk
  2. Efektifitas, disebut juga dengan kegunaan, ketepatan atau kecocokan, hal yang harus diperhatikan dalam efektifitas adalah pencapaian tujuan, untuk membedakan :
    • Produk unik yang dihasilkan dari usaha seseorang
    • Produk unik yang dihasilkan dari ketidaksengajaan

Untuk menghasilkan produk yang inovatif dan kreatif, dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :

  1. Biasakan berfikir kreatif dengan menggunakan berfikir konvergen dan divergen
  2. Perluas wawasan dengan bergaul, membaca, menonton, mendengarkan dan berdiskusi, sehingga otak terasah untuk berfikir kreatif diharapkan ide yang dihasilkan betul-betul kreatif dan produk yang dihasilkan juga baru.

Menurut Edison Jenius adalah 1% inspirasi dan 99% keringat/usaha, artinya munculnya ide hanya 1% dan 99% adalah kerja keras untuk memoles ide menjadi pemikiran kreatif, dimana produk kreatif harus orisinal atau terinspirasi dari pemikiran orang lain lalu dikembangkan menjadi ide baru dan bukan menjiplak yaitu mengambil seluruh atau sebagian besar ide orang lain dan diakui sebagi ide sendiri.

Jangan takut kalau menemukan kekurangan atau kesalahan pada ide kita, percayalah bahwa kita akan menemukan cara untuk memperbaikinya dan mencari alternatif baru pemecahan masalah. Dengan demikian orisionalitas dan efektifitas mencapai tujuab bisa berasal dari evaluasi dan ide yang muncul sebelumnya.

BERANI MENGAMBIL RESIKO

Pribadi yang kreatif biasanya lebih tertarik dengan hal yang baru dan ide yang segar walaupun belum teruji, karena kreativitas selalu bermain dengan ide-ide baru, yang mempunyai celah kesalahan bahkan menimbulkan kerugian. Butuh waktu menahun untuk mengembangkan ide besar dengan tanggungjawab yang besar.

Melangkah maju setelah mengalami kegagalan adalah hal yang biasa dan wajib dilakukab dalam berpikir kreatif, sehingga kita perlu pemikiran baru untuk mengatasi tantangan baru tersebut. Pemikiran baru atau pemecahan masalah secara kreatif yang kita usulkan belum tentu akan diterima oleh orang lain. Sebagai pemikir kreatif usaha membuat ide kita diterima oleh orang lain merupakan tantangan berfikir kreatif.

Usaha berfikir kreatif tidak hanya menghasilkan pemikiran yang berkualitas, tetapi juga mempengaruhi orang lain agar menerima pemikiran kreatif kita. Pemikir kreatif justru semakin bersemangat ketika menghadapi tantangan. Adapun cara untuk menjadi pribadi kreatif yang gembira saat menyamput tantangan, meliputi :

  1. Menciptakan situasi yang menantang
  2. Menghadirkan masalah yang perlu dipecahkan
  3. Tugas sekolah yang tidak terlalu berstruktur dapat lebih memancing kreatifitas dibanding tugas yang memiliki aturan terlalu ketat.
  4. Pemberian apresiasi dan pertanyaan menantang tentang pengembangan ide

Agar terbiasa berpikir kreatif, kita perlu bekerja lebih keras dari standar yang dilakukan oleh orang lain, karena kreatifitas kita nantinya kan menghasilkan sesuatu yang melebihi standar.

AKSI NYATA

Untuk membantu kemampuan berfikir kreatif siswa melalui pengembangan berfikir konvergen dan divergen, gagasan baru dan ide orisional, serta berani mengambil resiko dapat dilakukan dengan Teknik Brainstroming atau Curah Pendapat. Kegiatan brainstorming melatih peserta didik berpikir divergen (memikirkan sebanyak mungkin kemungkinan).

Untuk melakukan brainstroming agar efektif, dapat dilakukan dengan menjawab pertanyaan bantuan, yang meliputi :

  1. Topik yang akan dibahas, pertanyaan pendukungnya, antara lain :
    • Apa topik pelajarannya?
    • Apa tujuan pembelajarannya?
    • Mengapa butuh kegiatan berpikir kritis?
  2. Kegiatan yang akan dipakai, pertanyaan pendukungnya, antara lain :
    • Apa pertanyaan pemicu diskusi brainstorming antar peserta didik?
    • Apa instruksi yang Anda berikan kepada peserta didik?
  3. Alat bantu yang akan digunakan, pertanyaan pendukungnya, antara lain :
    • Apakah ada aplikasi yang Anda gunakan untuk kegiatan brainstorming?
    • Apakah ada alat dan bahan yang Anda gunakan untuk kegiatan brainstorming?
  4. Respon peserta didik, pertanyaan pendukungnya, antara lain :
    • Apa emosi yang ditampilkan peserta didik saat mengikuti kegiatan brainstorming?
    • Apa saja tingkah laku peserta didik yang mendukung proses brainstorming?
  5. Kegiatan yang mendukung tujuan pembelajaran, pertanyaan pendukungnya, antara lain :
    • Apa saja keterampilan dan sikap yang dilatih peserta didik dalam kegiatan brainstorming?
    • Sasaran belajar apa yang tercapai dengan brainstorming?
  6. Lampiran yang dibutuhkan, antara lain : foto/gambar/link video proses brainstorming di kelas

Jika tidak terbiasa, proses brainstorming mungkin tidak selancar yang diharapkan, untuk itu perlu merefleksikan tantangan yang mungkin terjadi ketika brainstorming dan mengantisipasi tantangan brainstorming di kesempatan selanjutnya. Berikut alat bantu untuk melakukan refleksi kegiatan braintroming di kelas :

 

 

LAMPIRAN : Lembar Refleksi Brainstroming di Kelas