081296718180 mastrie90@gmail.com

Instalasi listrik merupakan segala jenis kegiatan yang berkaitan dengan pemasangan suatu sistem tenaga listrik pada suatu lokasi atau tempat tertentu, yang meliputi sistem pada pembangkit listrik, transmisi tenaga listrik, distribusi tenaga listrik, dan proteksi tenaga listrik

Proses instalasi listrik meliputi tujuh tahapan, antara lain:

  • Perencanaan,tentukan kebutuhan daya dan pilih peralatan listrik yang sesuai, penataan letak listrik dalam bangunan sekaligus lokasi saklar dan outlet.
  • Persiapan peralatan, pemasangan panel listrik serta menyesuaikan ukuran panel yang sesuai dengan kebutuhan listrik pada rumah.
  • Pemasangan panel listrik, pemasangan dengan benar terhubung ke sumber listrik utama.
  • Pemasangan kabel, untuk menyalurkan daya listrik ke berbagai komponen seperti peralatan dan penerangan, memperhatikan pemasangan dengan benar sesuai standar keselamatan.
  • Pemasangan outlet dan saklar, menempatkan pemasangan outlet dan saklar pada lokasi yang tepat, sesuai dengan prosedur pemasangan
  • Pemasangan perlindungan listrik, meminimalisir dan mencegah hal yang dapat menyebabkan konsleting pada listrik.
  • Pengujian dan verifikasi, memiliki peran untuk memastikan bahwa proses pemasangan sistem sudah berfungsi dengan baik dan sesuai prosedur.

Adapun jenis instalasi listrik yang umum digunakan, meliputi :

  • Berdasarkan aliran arus listrik, terdiri dari :
    • Instalasi arus searah (DC) atau Direct Current, merupakan aliran elektron dari suatu titik yang energi potensialnya tinggi ke titik lain yang energi potensialnya lebih rendah, yang memiliki polaritas tegangan + dan –
    • Instalasi arus bolak-balik (AC) atau Alternating Current, merupakan arus listrik yang memiliki arah arus yang berubah-ubah secara bolak-balik.
  • Berdasarkan penggunaan energi listrik, antara lain :
    • Instalasi penerangan, merupakan suatu rangkaian beberapa komponen listrik dari sumber ke beban yang saling berhubungan antara satu dengan lainnya, yang terletak pada suatu tempat atau ruangan berupa titik cahaya sehingga terbentuklah suatu sistem yang mempunyai fungsi untuk penerangan.
    • Instalasi tenaga (mesin listrik), merupakan sebuah pemasangan komponen-komponen  peralatan listrik untuk melayani perubahan energi listrik menjadi tenaga mekanis dan kimia.
  • Berdasarkan tegangan listrik, terdiri dari :
    • Tegangan rendah (Low Voltage = LV), berkisar 50 volt – 1000 volt (1 KV)
    • Tegangan menengah (Medium Voltage =MV), berkisar 1000 Volt (1 KV) – 36.000 Volt (36 KV)
    • Tegangan tinggi (High Voltage = HV), berkisar 36 KV – 150.000 Volt (150 KV).
    • Tegangan ekstra tinggi (Extra High Voltage = EHV), berkisar 150 KV – 750 KV
    • Tegangan ultra tinggi (Ultra High Voltage = UHV), berkisar diatas 750 KV.

Komponen yang sering digunakan dalam instalasi listrik, antara lain :

  • Saklar, berfungsi untuk memutus jaringan listrik atau untuk menghubungkannya.
  • Stop kontak, berfungsi mendistribusikan energi listrik dari instalasi rumah ke beban, seperti televisi, radio, rice cooker, mesin cuci dan alat elektronik lainnya.
  • Pipa, memberikan perlindungan penghantar pada saat mengalami gangguan mekanis dan juga dapat melindungi kabel dari bahaya yang dapat menyebabkan kabel rusak.
  • Isolasi, merupakan sebuah tipe selotip yang sensitif terhadap tekanan listrik alias bersifat stretch, fungsinya untuk menutup atau mengisolasi kabel listrik dan material lainnya yang dapat menghantarkan listrik.
  • MCB (mini circuit breaker ) , berfungsi sebagai sistem proteksi dalam instalasi listrik bila terjadi beban lebih dan hubungan singkat arus listrik (short circuit atau korsleting ).
  • Kabel listrik ELCB ( earth leakage circuit breaker ), berfungsi sebagai proteksi apabila terjadi kebocoran arus listrik atau kesetrum, dengan mendeteksi arus listrik yang tidak seimbang.
  • T-dus, merupakan tempat sambungan kabel atau percabangan kabel sebagai proteksi pertama bagi perlindungan dan pengamanan untuk sambungan-sambungan listrik dan percabangan bagi pipa kelistrikan untuk melindungi instalasi kabel dari kerusakan faktor external.
  • Embodus, merupakan tempat untuk sambungan kabel pada dinding dan sekaligus dipakai sebagai tempat menempel saklar, stop kontak listrik, stop kontak AC, stop kontak kabel telepon dan stop kontak kabel televisi, serta untuk menempelkan aksesoris lain yang berkenaan dengan instalasi listrik pada dinding tembok bangunan.
  • Kotak MCB dan ELCB, berfungsi sebagai tempat atau kotak untuk menempatkan MCB agar instalasi listrik bisa bekerja lebih aman.
  • Bargainser, berfungsi sebagai pembatas daya listrik yang masuk ke rumah tinggal dan pengukur jumlah daya listrik yang digunakan rumah tinggal tersebut dalam satuan kWh.
  • Pengaman listrik, berfungsi melindungi atau mengamankan atau mencegah sistem instalasi listrik dari beban arus yang melebihi kemampuannya.
  • Fitting, berfungsi sebagai dudukan lampu seperti lampu pijar, neon, TL, downlight dan jenis lampu lainnya.

Untuk jenis kabel listrik instalasi rumah tangga yang sesuai standar PLN, antara lain :

  • Kabel NYA, Kabel dengan inti tunggal yang berlapis dengan PVC, ukuran kurang lebih 1.5 mm2 cocok untuk instalasi lampu serta stop kontak.
  • Kabel NYM, memiliki 1-4 inti dengan lapisan PVC, lebih tahan lama dibandingkan dengan kabel NYA.
  • Kabel NYY, untuk instalasi listrik rumah di bawah tanah, dengan lapisan yang tebal untuk ketahanan terhadap gigitan tikus.
  • Kabel NYAF, memiliki fleksibilitas yang tinggi dan penghantar tembaga dengan lapisan PVC.
  • Kabel NYFGbY, untuk instalasi listrik bawah tanah. Karena memiliki lapisan pelindung paling tebal dan kapasitas listriknya lebih besar.

Standar warna kabel listrik di Indonesia mengacu pada Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL), yang diadopsi dari International Electrotechnical Commission (IEC), meliputi :

  • Hitam :
    • Fungsi : Kabel L1 (phase bermuatan positif).
    • Penggunaan : Sebagian besar sirkuit rumah tangga.
    • Perubahan : Dulunya menggunakan warna merah sebelum diperbarui menjadi hitam.
  • Cokelat :
    • Fungsi : Kabel L2 (phase bermuatan positif).
    • Penggunaan : Biasanya untuk kebutuhan daya yang lebih besar, seperti instalasi listrik komersil dan industri.
    • Perubahan : Dulunya menggunakan warna kuning sebelum diperbarui menjadi cokelat.
  • Abu-Abu :
    • Fungsi : Kabel L3 (phase bermuatan positif).
    • Penggunaan : Untuk memasok daya listrik yang lebih besar untuk kebutuhan komersil dan industri modern.
    • Perubahan : Dulunya menggunakan warna hitam sebelum diperbarui menjadi abu-abu.
  • Biru :
    • Fungsi : Kabel netral (bermuatan negatif atau mendekati nol).
    • Penggunaan : Sebagai acuan untuk mengarahkan arus listrik pada sirkuit kembali ke sumber daya asli.
  • Hijau-Kuning :
    • Fungsi : Kabel grounding atau kabel arde.
    • Penggunaan : Sebagai pengaman terhadap arus listrik tidak stabil atau arus bocor dengan mengirimkannya ke bumi.

Simbol dan denah instalasi listrik yang sering digunakan, antara lain :

Jenis sambungan kabel yang umum digunakan dalam instalasi listrik, antara lain :

 

 

 

LAMPIRAN :