081296718180 mastrie90@gmail.com

A. PENGANTAR

Menurut KBBI dondang berarti ayunan, buaian (untuk menidurkan bayi dan sebagainya), sedangkan secara istilah dongdang merupakan tempat membawa makanan atau tempayak tempat sesajen. Dalam bahasa Depok Dondang merupakan singkatan dari ngendon dandang, dimana ngendon artinya menumpang, sedangkan dandang berarti tempat menanak nasi atau mengukus makanan, jadi dondang adalah tempat sementara untuk menaruh makanan.

Secara umum dongdang merupakan aneka hasil bumi yang dikemas dalam bentuk keranjang yang dihias sebagai bentuk persembahan syukur yang kemudian dibagikan, tradisi Dondang sudah ada sejak zaman dahulu kala dan sering kali dikaitkan dengan upacara adat, seperti pernikahan, khitanan, dan panen padi serta sarana hiburan dan komunikasi sosial di kalangan masyarakat Sunda.

Budaya dongdang merupakan tradisi melestarikan budaya, membawa hasil bumi berupa makanan yang dikembalikan lagi ke masyarakat dalam bentuk tukar makanan (barter), yang mengandung banyak sekali nilai-nilai moral seperti gotong royong, kerjasama, bersedekah dan bersyukur, serta mempunyai nilai filosofis, sebagai berikut :

  • Pikiran (Mind) : budaya dongdang merupakan simbol adanya hubungan dengan leluhur, Tuhan YME atas rasa Syukur dan segala yang telah diberikan kepada manusia,
  • Diri (Self) : kemampuan untuk mereflesikan diri tiap individu dari penilaian sudut pandang atau pendapat orang lain, bertindak berdasarkan makna yang diperoleh dari hasil interaksi sosial yang dilakukan dengan orang lain dan disempurnakan di saat proses interaksi sosial secara langsung.
  • Masyarakat (Society) : suatu tatanan hubungan sosial yang diciptakan, dan dikontruksi oleh setiap individu terlibat dalam perilaku yang dipilihnya secara aktif dan sukarela, yang pada akhirnya mengiring manusia dalam proses pengambilan peran masyarakatnya.

Budaya dongdang bertujuan untuk mempersatukan masyarakat dan menjalin kebersamaan diantaranya, ada yang memasak, ada yang menghias, mengangkut, dan mengarak dongdang, yang dilakukan dengan gotong royong dalam mempersiapkan berbagai keperluan untuk pelaksanaanya.

B. FUNGSI

Dongdang merupakan tradisi asli dari budaya Sunda yang merupakan bentuk kesenian yang menggabungkan berbagai unsur, anatara lain musik, nyanyian, dan tari dengan tujuan untuk merayakan berbagai momen penting dalam kehidupan masyarakat setempat.

Budaya dongdang menjadi salah satu media untuk mendidik masyarakat agar mempunyai kesadaran kolektif, berbuat baik, bersedekah, dan melestarikan lingkungan. Selain sebagai hiburan, dondang juga memiliki fungsi sosial yang sangat penting  untuk mempererat hubungan antarwarga, menyampaikan pesan-pesan moral, dan melestarikan nilai-nilai budaya. Dalam konteks yang lebih luas, dondang juga berfungsi sebagai identitas budaya yang membedakan masyarakat Sunda dengan suku-suku lain di Indonesia.

Budaya dondang di Jawa Barat memiliki berbagai fungsi penting dalam kehidupan masyarakat, antara lain :

  • Simbol Rasa Syukur : digunakan dalam upacara atau perayaan keagamaan seperti Maulid Nabi yang diisi dengan berbagai hasil bumi dan makanan sebagai simbol rasa syukur kepada Tuhan.
  • Simbol Kebersamaan dan Gotong Royong : Proses pembuatan dongdang melibatkan kerja sama antara anggota masyarakat, mempererat hubungan antarwarga dalam suatu komunitas.
  • Wadah untuk Sedekah : diisi dengan makanan, buah-buahan, dan hasil bumi lainnya yang dibagikan kepada masyarakat sebagai bentuk sedekah.
  • Hiasan dan Dekorasi : untuk memperindah suasana acara. Warna-warni dan hiasan yang menarik pada dongdang memberikan nuansa meriah
  • Media Pelestarian Budaya : melestarikan tradisi dan budaya Sunda, melibatkan generasi muda dalam pembuatan dan penggunaan dongdang, nilai-nilai budaya ini dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
  • Simbol Kehormatan : digunakan sebagai simbol kehormatan bagi tamu atau tokoh masyarakat yang hadir.
  • Fungsi Ekonomi : hasil bumi atau produk lokal dipamerkan sebagai sarana promosi produk lokal dan mendorong kegiatan ekonomi, khususnya di sektor pertanian dan kerajinan tangan.
  • Fungsi Edukatif : dalam mengenalkan sejarah, tradisi, dan nilai-nilai moral kepada generasi muda, dapat belajar tentang pentingnya menjaga dan menghargai budaya serta memahami nilai-nilai yang terkandung

C. MACAM DAN JENIS

Dondang di Jawa Barat bukan hanya sekadar kesenian, tetapi juga bagian integral dari kehidupan sosial dan budaya masyarakat setempat, serta mempunyai istilah yang berbeda-beda ditiap daerah, antara lain :

  • Di kampung adat Kuta Kota Ciamis, dikenal dengan “nyuguh”, merupakan bentuk syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang melimpah
  • Di pesisir selatan Pangandaran, dikenal dengan “Hajat Laut”, merupakan permohonan keselamatan dan keberkahan bagi para nelayan saat melaut
  • Di Kampung Sindang Barang, dikenal dengan helaran dongdang, merupakan ungkapan syukur atas hasil panen dan kesejahteraan yang melimpah.
  • Di Bogor, dikenal dengan acara “Ngubek Leuwi” atau “Seba”, dongdang diarak ke sungai atau leuwi, diisi dengan hasil bumi seperti buah-buahan, padi, dan makanan tradisional, sebagai bentuk syukur kepada alam dan Tuhan atas hasil panen yang melimpah.
  • Di Cirebon, dikenal Dondang Tingkil. dilakukan dalam acara hajatan atau pesta rakyat “Sedekah Bumi”, berisi hasil pertanian ke lapangan atau tempat keramat untuk dipersembahkan sebagai tanda syukur dan harapan untuk panen yang lebih baik di masa depan.
  • Di Indramayu, dikenal dengan acara “Nadran” atau pesta laut atau Dondang Goyang, diisi dengan berbagai hasil bumi, makanan, dan sesajen, lalu diarak dan akhirnya dilarung ke laut sebagai bentuk persembahan dan doa agar laut memberikan hasil yang melimpah serta terhindar dari bencana.
  • Di Kuningan, dikenal dengan Dondang Sewu, merupakan bagian dari upacara adat yang melibatkan komunitas setempat.
  • Di Subang, dikenal dengan dondang Sisingaan biasanya untuk acara sunatan,
  • Di Sukabumi,  dikenal dengan Upacara Sérén Taun dilakukan untuk menghormati Nyi Pohaci sebagai sarana untuk mengucapkan syukur kepada Tuhan YME dengan harapan agar tanaman mereka tahun ini dan tahun berikutnya

Dongdang di Jawa barat terdiri dari beberapa macam, antara lain :

  • Dongdang Pengantin : untuk upacara pernikahan dan mencakup berbagai prosesi, upacara, dan persiapan yang melibatkan keluarga dan masyarakat.
  • Dongdang Kelahiran : atau budaya dondang tembuni yaitu upacara adat berkaitan dengan kelahiran bayi, dimana masyarakat Sunda mempercayai bahwa plasenta atau Ari-Ari bayi adalah saudara dari bayi yang lahir, maka memerlukan ritual khusus untuk mendoakan dan harapan yang baik yang baru lahir
  • Dongdang Ruwatan : untuk upacara membersihkan atau mengusir roh jahat, biasanya dilakukan untuk melindungi seseorang dari bahaya atau kesulitan dan mengatasi atau menyelesaikan masalah tertentu dalam hidup.
  • Dongdang Resepsi : untuk perayaan atau acara sosial besar, seperti resepsi pernikahan atau perayaan hari besar lainnya, menyambut tamu, dan melakukan berbagai ritual yang menggambarkan budaya dan adat istiadat setempat
  • Dongdang Syukuran : untuk merayakan atau bersyukur atas pencapaian atau hasil usaha tertentu. dengan melibatkan doa bersama, makan bersama, dan berbagai kegiatan yang menunjukkan rasa syukur.

Dongdang memiliki beberapa jenis dalam budaya Sunda di Jawa Barat, terutama dalam konteks tradisi dan upacara adat. antara lain :

  • Pesta Rakyat atau Festival Budaya : Dongdang sering muncul dalam pesta rakyat atau festival budaya, dimana tradisi dan seni lokal ditampilkan untuk memperkuat identitas budaya daerah.
  • Pernikahan Adat : Dalam beberapa pernikahan adat Sunda, dongdang bisa digunakan sebagai bagian dari upacara untuk membawa seserahan atau persembahan kepada keluarga pengantin.
  • Acara Keagamaan Lainnya : Dongdang juga bisa digunakan dalam acara keagamaan lainnya seperti Isra Mi’raj, Maulid Nabi atau acara syukuran dan selamatan yang diadakan oleh masyarakat setempat.
  • Perayaan Hari Besar Nasional atau Daerah : Pada perayaan hari besar nasional seperti Hari Kemerdekaan, atau hari-hari penting daerah, dongdang bisa digunakan sebagai bagian dari parade atau arak-arakan.

D. KOMPONEN

Dondang biasanya merupakan miniatur bangunan yang ditampilkan terbuat dari bahan yang beragam, ada yang dari papan, bilah bambu, Styrofoam atau dari susunan buah atau hasil bumi mentah. Bentuk-bentuk dongdang yang ditampilkan meliputi :  miniatur masjid, miniatur perahu, miniatur rumah, miniatur gedung, dan masih banyak lagi. Biasanya dongdang dibawa dengan cara dipikul pada empat sudut,  seiring berjalannya waktu, dongdang tidak lagi dipikul, tetapi diarak menggunakan mobil bak terbuka yang dihias warna-warni

Tradisi dongdang merupakan miniatur bangunan yang dihiasi dengan makanan berupa tumpeng, buah-buahan, rebusan hasil bumi, jajanan pasar, dan makanan tradisional lainnya, meliputi :

  • Hasil Bumi :
    • Padi : Bahan utama dalam dongdang padi, sering dihias dan diarak sebagai simbol kesuburan dan keberkahan.
    • Buah-Buahan : Seperti pisang, jeruk, apel, dan mangga, yang dihias dan diarak dalam dongdang buah.
    • Sayuran : Seperti wortel, kubis, dan tomat, yang digunakan dalam dongdang sayuran.
  • Makanan Tradisional :
    • Nasi Tumpeng : Nasi kuning berbentuk kerucut yang dikelilingi oleh lauk-pauk tradisional.
    • kue Tradisional : Seperti kue lapis, kue cucur, dan wajit.
  • Persembahan Adat :
    • Sesajen : Berupa makanan dan minuman yang disusun sebagai persembahan dalam upacara adat.
    • Lilin dan Dupa : Digunakan dalam upacara yang bersifat ritual dan keagamaan.
  • Dekorasi dan Hiasan :
    • Janur (Daun Kelapa Muda) : Digunakan untuk membuat berbagai hiasan seperti anyaman dan penjor.
    • Bunga-Bunga : Sepertib bunga melati, mawar, dan kenanga yang digunakan untuk menghias dongdang.
  • Simbol dan Perlengkapan Adat :
    • Pakaian Adat : Busana tradisional yang dikenakan oleh peserta arak-arakan.
    • Alat Musik Tradisional : Seperti angklung, gamelan, dan kendang untuk mengiringi arak-arakan.
  • Barang-Barang Lain :
    • Uang : Kadang dihias dan dijadikan bagian dari dongdang, terutama dalam acara keagamaan seperti Maulid.
    • Hadiah atau Souvenir : Barang-barang yang dibagikan kepada peserta atau tamu dalam acara perayaan.

Komponen dan bahan yang digunakan dalam dongdang sangat beragam, tergantung pada jenis dongdang dan tujuan acaranya, secara umum bahan dan komponen yang sering digunakan dalam pembuatan dongdang, meliputi :

  • Rangka Utama : terbuat dari bambu atau kayu yang membentuk struktur dasar dondang dan dirancang agar cukup kuat untuk menahan beban yang dibawa.
  • Pegangan atau Gagang : digunakan untuk memikul dondang di bahu, terbuat dari bahan yang sama dengan rangka utama dan dirancang agar nyaman saat digunakan.
  • Keranjang atau Tempat Beban : terbuat dari anyaman bambu atau bahan lain yang kuat, digunakan untuk menampung barang-barang yang dibawa. Desain keranjang bervariasi tergantung pada fungsi dondang.
  • Pengikat atau Tali : untuk mengamankan beban di dalam keranjang atau untuk menghubungkan berbagai bagian dondang, terbuat dari bahan alami seperti rotan atau serat tanaman lainnya.

E. DESAIN

Untuk membuat dondang, yang harus dilakukan pertama kali adalah membuat desain, adapun langkahnya meliputi :

  • Tema : pilihlah tema yang sesuai dengan kegiatan, misalnya angkringan, rumah adat, rumah ibadah, alat transportasi
  • Dimensi : tentukan ukuran dongdang yang akan dibuat, meliputi Panjang, lebar dan tinggi serta diameter
  • Sketsa : buatlah sketsa dondang agar memudahkan dalam proses pembuatan
  • Alat : persiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk membuat dondang, antara lain : gergaji, palu, meteran, carter, gunting, hekter, kuas
  • Bahan : gunakan bahan yang mudah didapat dan pilih yang bisa didaur ulang atau menggunakan barang bekas, seperti : Kayu atau bambu, Styrofoam, triplek atau kardus, paku atau lem, tali atau benang, cat atau kertas warna

Dondang merupakan cerminan kehidupan masyarakat Sunda yang harmonis, penuh kekeluargaan, dan menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi. Oleh karena itu, melestarikan Dondang berarti juga melestarikan warisan budaya yang kaya dan berharga,

Seiring dengan perkembangan zaman dan pengaruh budaya asing, tradisi Dondang menghadapi tantangan untuk tetap eksis, berbagai upaya pelestarian telah dilakukan oleh pemerintah dan komunitas budaya, melalui festival budaya, lomba kesenian, dan pendidikan budaya di sekolah-sekolah, serta melalui media sosial dan platform digital untuk memperkenalkan Dondang kepada generasi muda dan masyarakat luas

AKSI NYATA