Etika berasal dari bahasa Yunani kuno, Ethikos, yang berarti kewajiban moral, sedangkan moral berasal dari bahasa Latin, mos yang artinya ‘adat kebiasaan’, dan moralitas adalah keseluruhan asas atau nilai yang berkaitan dengan baik atau buruk. Jadi, moralitas adalah prinsip-prinsip dalam tindakan etis, sedangkan Etiket berarti sopan santun
Sebagai sebuah institusi moral, sekolah adalah sebuah miniatur dunia yang berkontribusi terhadap terbangunnya budaya, nilai-nilai, dan moralitas dalam diri setiap murid. Perilaku warga sekolah dalam menegakkan penerapan nilai-nilai yang diyakini dan dianggap penting oleh sekolah, adalah teladan bagi murid. Dalam menjalankan perannya, tentu seorang pemimpin di sekolah akan menghadapi berbagai situasi di mana ia harus mengambil suatu keputusan dimana ada nilai-nilai kebajikan universal yang sama-sama benar, namun saling bertentangan. yang disebut dilema etika
Seberapa pun sulitnya keputusan yang harus diambil untuk masalah yang sama-sama benar, sebagai pemimpin, kita harus mendasarkan keputusan kita pada tiga unsur: berpihak pada murid, berlandaskan nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab atas segala konsekuensi dari keputusan yang diambil
Dilema etika dalam konteks pendidikan merujuk pada situasi di mana seorang guru atau pendidik dihadapkan pada pilihan antara dua nilai moral atau prinsip yang bertentangan. Misalnya, seorang guru mungkin menghadapi dilema antara kejujuran dan kewajiban profesionalnya. Seorang siswa mungkin memohon guru untuk tidak memberi tahu orang tua tentang perilaku
buruknya di sekolah, tetapi sebagai seorang profesional, guru memiliki kewajiban untuk memberi tahu orang tua mengenai hal tersebut. Dalam situasi semacam itu, seorang pendidik harus mempertimbangkan implikasi moral dari setiap pilihan yang dihadapinya.
Empat Paradigma Dilema Etika, dalam menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasar yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup.Secara lebih rinci, yaitu :
- Individu lawan kelompok (individual vs community)
- Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
- Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
- Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
Sebagai seorang pemimpin, guru dapat menganalisis tiga prinsip atau pendekatan dalam pengambilan keputusan yang memuat unsur dilema etika, yaitu :
- Berpikir Berbasis Hasil Akhir (End-Based Thinking).
- Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking).
- Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking).
Setiap keputusan, meskipun didasarkan pada prinsip atau nilai-nilai tertentu, tetap akan membawa konsekuensi. Oleh karena itu, penting untuk selalu memastikan bahwa setiap keputusan yang guru buat, didasarkan pada rasa tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal, serta kepentingan murid
Untuk membantu dalam pengambilan dan pengujian keputusan dalam situasi dilema etika atau godaan moral yang rumit, terdapat 9 langkah yang dapat diikuti, antara lain :
- Mengenali Nilai-nilai yang Saling Bertentangan
- Menentukan Siapa yang Terlibat dalam Situasi Ini
- Kumpulkan Fakta-fakta yang Relevan dengan Situasi ini
- Pengujian Benar atau Salah
- Pengujian Paradigma Benar Lawan Benar
- Melakukan Prinsip Resolusi
- Investigasi Opsi Trilema
- Buat Keputusan
- Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan
Pengambilan keputusan merupakan keterampilan yang perlu diasah untuk meningkatkan kemahirannya, dan memiliki sikap yang bertanggung jawab serta menjadikan nilai-nilai kebajikan universal sebagai landasan dalam mengambil keputusan, dengan kemampuan kesadaran diri (self-awareness), pengelolaan diri (self-management), kesadaran sosial (social awareness), dan keterampilan dalam berhubungan sosial (relationship skills) serta coaching. Proses pengambilan keputusan sebaiknya juga dilakukan secara penuh kesadaran (mindful), dengan mempertimbangkan berbagai pilihan dan konsekuensinya terhadap benturan dari dilema etika (benar versus benar) dan/atau bujukan moral (benar versus salah).
LAMPIRAN :