081296718180 mastrie90@gmail.com

Akhirnya pilihan Udin untuk melanjutkan sekolah memilih mendaftar ke SMA di kabupaten, dengan membawa berkas yang diperlukan Udin berangkat bersama teman-temannya dengan naik angkutan umum. Sesampai di SMA sudah banyak pendaftar, Udin mendapat nomor antrian 200, sambil menunggu panggilan nomor antrian digunakan untuk berjalan-jalan mengelilingi lingkungan sekolah. Tepat pukul sebelas siang Udin dipanggil untuk melakukan pendaftaran dan sekaligus mendapatkan ruangan tes, setelah selesai melakukan pendaftaran Udin langsung mencari ruangan tesnya.

Seminggu setelah pendaftaran Udin kembali lagi ke SMA untuk mengikuti tes seleksi, yang dimulai pukul delapan pagi dan selesai sekitar jam sebelas siang, begitu bel berbunyi semua peserta ujian berkumpul dilapangan untuk mendengarkan informasi mengenai pengumuman dan persyaratan daftar ulang bagi yang diterima.

Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu tiba juga, yaitu pengumuman seleksi SMA, dengan diantar orangtua Udin berangkat naik vespa kesanyangan ke SMA dan sampai sekitar pukul sembilan. Sesampai di SMA sudah ada 6 papan tulis besar yang disusun berdasarkan nomor pendaftaran, kebetulan nomor Udin ada di papan nomor 3 dan langsung menuju didepan papan pengumuman untuk melihat hasilnya. Alhamdulillah nama Udin ada pada daftar yang diterima atau lulus seleksi, kemudian Udin bergegas ke ruangan panitia untuk melakukan daftar ulang dengan menyerahkan berkas yang diperlukan.

Setelah menyelesaikan administrasi daftar ulang, Udin berkeliling sekitar sekolah untuk mencari tempat kost, alhamdulillah dapat asrama didaerah yang tidak jauh dari sekolah. Sehari sebelum masuk sekolah, Udin sudah berada di asrama dan berkenalan dengan teman-teman dari daerah lain, dan dapat satu kamar dengan Untung yang berasal dari pulau menjangan.

Hari pertama sekolah, Udin mengikuti upacara dan pembagian kelas mendapatkan kelas 1-6, dengan walikelas Bu Astri guru Biologi. Udin duduk sebangku dengan Tono yang berasal dari sekitar sekolah istilahnya anak kampung sini (akamsi).

Singkat cerita Udin sudah kelas 2 dan mengikuti penjurusan dapat jurusan A1 dan ditempatkan di kelas A1-1 dengan walikelas bu Ratna guru Fisika, dan duduk sebangku dengan Minto yang rumahnya dekat dengan asrama. Tiap hari Udin dan Minto berangkat bersama ke sekolah dan pulang juga bersama dengan berjalan kaki, sehingga menjadi sahabat karib.

Tak terasa Udin sudah mau kelas 3 dan sebentar lagi mengikuti Ujian Nasional dan alhamdulillah dinyatakan lulus, berikutnya Udin persiapan mengikuti Sipenmaru, dengan belajar secara mandiri di rumah dan memelihara ayam kampung. Saat pendaftaran sipenmaru Udin berangkat ke ibukota propinsi untuk mendaftar di perguruan tinggi dan menginap di kontrakan kakak tingkat yang kuliah di sana. Hampir selama seminggu di ibukota propinsi Udin mendaftar dan mengikuti tes di beberapa perguruan tinggi yang ada untuk cadangan kalau tidak lulus sipenmaru.

Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu tiba, yaitu pengumuman sipenmaru, pagi-pagi Udin sudah berangkat ke ibukota propinsi untuk menukarkan kartu peserta sipenmaru dengan koran pengumuman, setelah dicari ternyata tidak ada nama Udin, akhirnya Udin berangkat ke perguruan tinggi lainnya untuk melihat pengumuman dan alhamdulillah diterima di FNGT Universitas Pahlawan jurusan teknik kimia, dan dengan rasa bahagia Udin pulang ke rumah

Sesampainya di rumah Udin memberikan koran pengumuman kepada orang tua dan Udin langsung beristirahat, malam harinya ayah Udin membangunkan Udin kalau diterima di perguruan tinggi negeri di propinsi lainnya pada jurusan teknik elektro, kemudian Udin beradu argumen kalau sudah diterima di jurusan teknik kimia unibversitas pahlawan, akhirnya ibu menengahi dan menyuruh Udin untuk mengambil kuliah di propinsi lain agar mudah menjadi PNS sesuai cita-cita orang tua agar anaknya ada yang jadi PNS.

Akhirnya Udin berangkat ke kota Bahagia untuk daftar ulang dengan naik bus malam diantar orang tua dan kakak dan sampai subuh, terus menuju universitas Umar Bakrie ke bagian BAAK untuk menyerahkan berkas dan menyelesaikan administrasi. Sorenya orangtua dan kakak pulang ke kampung naik bus malam dan Udin sendirian di masjid universitas memikirkan untuk mencari kontrakan, alhamdulillah di masjid ketemu teman satu jurusan dan menawarkan kost bersama, akhirnya dengan senanghati tawaran itu diterima Udin.

Udin kost sekamar dengan Yono yang waktu SMA sudah tinggal di Kota Bahagia, sehingga sudah hafal dengan lingkungan dan sarana transportasinya.